Tradisi Wajib Makan Mie Soba Masyarakat Jepang
Soba bukan hanya sekadar mie kuah yang dihidangkan dalam kondisi panas ataupun dingin. Namun sudah menjadi tradisi ‘wajib’ bagi masyarakat Jepang untuk menyantapnya di tahun baru.
Meski belum sepopuler ramen yang sudah lebih mendunia, namun soba selalu dicari masyarakat Negeri Sakura saat malam tahun baru. Tekstur mie soba yang panjang tapi kuat melambangkan hidup panjang. Sementara mie yang mudah dipotong diartikan ‘memutus bencana tahun lalu’.
Sehingga hampir seluruh masyarakat Jepang selalu makan soba menjelang akhir tahun yang dikenal sebagai Toshikoshi-Soba. Kata tersebut memiliki makna melewati tahun lalu ke tahun yang baru.
Dengan menyantap soba, mereka berharap tahun baru akan mendapat kesehatan dan kesuksesan serta dijauhi dari musibah. Soba juga dianggap sebagai lambang panjang rezeki.
Dituturkan komedian Yoshimoto Indonesia, Genki, makan soba di tahun baru melambangkan doa dan pengharapan. “Setiap menjelang tahun baru, saya selalu makan soba. Tapi kalau merayakan tahun baru di sini, saya tidak makan soba karena tradisinya berbeda,” jelas Genki.
Biasanya soba disantap sambil mendengarkan dering ‘Joya-no-kane’ atau lonceng malam tahun baru. Lonceng tahun baru akan dipukul di hampir seluruh kuil di Negeri Matahari Terbit dan terdengar hingga ke sudut-sudut kota. Sehingga suasana betul-betul syahdu namun menggembirakan.
Selain menjadi hidangan ‘wajib’ tahun baru, mie yang berwarna kecoklatan ini juga kerap dihidangkan saat pindah rumah baru. Atau dalam Bahasa Jepangnya disebut Hikkoshi-Soba untuk merayakan tempat tinggal baru agar betah dan bisa berhubungan baik dengan para tetangga sekitar.
Sejarah Panjang
Tradisi makan soba di tahun baru memiliki sejarah yang panjang. Konon, tradisi ini sudah dilakukan sejak Jaman Kamakura di abad ke-13.
Ketika itu, golongan orang kaya akan menjamu masyarakat miskin dengan semangkuk soba pada akhir tahun. Semua diajak bergembira untuk menyongsong masa depan yang jauh lebih baik lagi. Tradisi ini terus berkelanjutan hingga kini karena menjadi doa dan pengharapan baru.
Soba merupakan salah satu makanan tradisional Jepang yang cukup populer. Seperti dilansir CNN, soba terbuat dari tepung buckwheat atau disebut juga gandum hitam. Pada Jaman Edo (abad ke-16), soba banyak dijual sejak pagi hingga malam hari di pinggir-pinggir jalan menggunakan tenda. Harganya pun sangat murah. Soba menjadi salah satu favorit makanan di jaman itu.
Menariknya, sejak jaman itu pun penjual soba sudah memiliki layanan pesan-antar. Dahulu mereka mengantar pesanan soba dengan kotak kayu yang disebut ‘okamochi’. Pedagang membawa kotak tersebut dengan berjalan kaki. Namun setelah Perang Dunia II, mereka sudah menggunakan sepeda motor untuk layanan pesan-antar.
Tepung buckwheat memiliki banyak manfaat. Salah satunya kaya akan flavonoid sehingga dapat melindungi terhadap berbagai penyakit, meningkatkan fungsi vitamin C dan bertindak sebagai antioksidan. Itu sebabnya, soba sering juga disebut sebagai ‘mie sehat Jepang’.
Buckwheat juga mengandung magnesium, yang berfungsi untuk melancarkan pembuluh darah dan aliran darah, mengandung asam amino, protein, vitamin sertakaya serat. Pembuatannya juga tanpa bahan pengawet sehingga hanya tahan 2-3 hari. Setelah itu harus dibuang karena sudah melewati batas konsumsi.
Penyajian
Umumnya, soba disajikan dengan sup yang ditaburi irisan daun bawang juga nori. Di musim dingin, soba akan disajikan dengan sup atau kuah panas. Sedangkan di musim panas, disajikan dengan sup dingin.
Penyajikan soba panas atau kakesoba, sama seperti mie kuah di Indonesia. Mie disajikan dalam mangkok berisi kuah panas (kuah pencelup atau tsuyu) dan ditaburi daun bawang serta nori. Sementara soba juga dilengkapi dengan karage, tempura atau sayuran sesuai dengan selera masing-masing.
Penyajian soba dingin atau zaru soba biasanya menggunakan nampan bambu yang bagian bawahnya berlubang. Sementara tsuyu diletakkan di atas mangkuk tanah liat lengkap dengan alat pemanasnya.
Hingga kini, soba masih menjadi makanan favorit di Jepang. Banyak kedai soba di pinggir jalan, di stasiun, dan restoran soba yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lamanya. Dan biasanya menjelang tahun baru, kedai-kedai dan restoran soba sibuk melayani pesan-antar.
Dalam perkembangannya, kini juga sudah tersedia menu baru soba yang dikolaborasikan dengan pasta untuk disantap di tahun baru. Yaitu Toshikoshi Pasta dan Toshikoshi Ramen yang dikolaborasikan dengan ramen. Kehadiran menu modern ini diharapkan akan membawa kegembiraan serta harapan di tahun baru.***