Mengenal Lebih Dekat Kartika Soekarno
Meski baru saja kehilangan suami yang meninggal dunia pada 3 Februari 2021 lalu, putri tunggal Ratna Sari Dewi Soekarno dengan mendiang Soekarno ini tetap aktif menjalankan kegiatan sosialnya.
Dilansir dari akun resmi Instagram Kartika Soekarno Foundation (KSF), pemilik nama lengkap Karina Kartika Sari Dewi Soekarno dibantu anak semata wayangnya, Kiran membagi-bagikan paket bantuan makanan di Posyandu Banjar Dalem, pekan lalu.
Kartika demikian sapaan akrabnya, ditinggal suami tercinta, Frits Frederik Seegers karena insulin shock dan serangan jantung. Pria berkebangsaan Belanda tersebut merupakan Presiden Citibank Eropa saat menikahi Kartika pada 2 Desember 2005. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai satu putra bernama Frederik Kiran Soekarno Seegers. Jenazah Frits dikremasi di Bali karena belakangan keluarga kecil itu menetap di Bali.
Kartika mewarisi kecantikan ibunya, Ratna Sari Dewi Soekarno, perempuan berdarah Jepang yang memiliki nama asli Nemoto Naoko. Tak hanya cantik, tapi ia juga pintar dan dermawan. Lahir di Jepang pada 11 Maret 1967, Kartika dibesarkan ibunya di Paris. Lalu meneruskan sekolahnya di Swiss.
Setelah lulus kuliah di Swiss, ia mengikuti ibunya kembali ke Tokyo dan bekerja sebagai wartawati televisi Tokyo. Ketika sang ibu pindah ke New York, ia pun ikut menemani. Di New York, ia bekerja di salah satu biro iklan.
Meski lama tinggal di luar negeri, Kartika yang ketika itu tumbuh menjadi gadis belia yang sangat cantik, tak pernah melupakan Tanah Air. Ia dan ibunya kerap pulang ke Indonesia untuk bertemu dengan saudara-saudara tirinya, termasuk dekat dengan Megawati Soekarno Putri.
Setelah itu, ia sempat bekerja di yayasan swasta Amerika Serikat. Karena pengalamannya bekerja di yayasan inilah membuat perempuan yang gemar membaca ini mendirikan Yayasan Kartika Soekarno Foundation pada 1988. Kantor pusatnya berada di Amsterdam Belanda.
Yayasan itu bertujuan bertujuan mengembangkan pendidikan anak-anak di Indonesia dan kesejahteraan ibu-anak Indonesia. Kecintaannya pada Indonesia membuat ia terus berpikir bagaimana caranya membantu meningkatkan kemajuan pendidikan anak-anak dan para ibu, terutama di daerah-daerah pedalaman.
Yayasan ini sangat istimewa karena menjadi penyalur bagi organisasi dunia seperti UNICEF dan CARE-USA untuk membantu anak-anak Indonesia. Hingga kini, yayasan ini terus berjalan dan fokus membantu sekolah-sekolah di Indonesia yang tertinggal melalui beragam program.
Salah satunya, pada 2018 lalu, KFS meningkatkan kapasitas kepala sekolah dasar untuk memajukan kualitas pendidikan di Banyuwangi. Selama setahun, KFS telah memberdayakan 77 kepala sekolah dan pengawas sekolah.
“Program ini sudah berjalan intens. Kami senang berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi yang punya concern tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM warganya,” tutur Kartika kala itu.
Baginya, dengan aktif di dunia pendidikan Indonesia, ia ingin berkontribusi melanjutkan cita-cita sang ayah dalam memajukan Indonesia. Itu sebabnya, ia menjadi idola masyarakat Indonesia di daerah-daerah pelosok.
Ia juga sangat mencintai ayahnya, mendiang Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang tidak sempat dikenalnya dengan baik. Mengingat ia ditinggal oleh sang ayah saat masih berusia tiga tahun.
Kartika kerap mengunggah kegiatan-kegiatan sosialnya di Instagram. Termasuk juga sudah memperkenalkan kegiatan sosial pada putranya, Kiran sejak kecil. Kiran kini sudah beranjak remaja dan memiliki wajah bule ganteng. Banyak warga net yang menyebut Kiran memiliki paras mirip sang kakek, mendiang Soekarno.
Pada 2016, Kiran sudah diperkenalkan neneknya, Ratna Sari Dewi Soekarno dalam sebuah acara TV di Jepang. Sosok Kiran pun tak asing lagi bagi masyarakat Jepang.***
良いね、周りの人に役に立った