Di Balik Kepopuleran California Roll
Tanpa menggunakan bahan ikan mentah, California Roll adalah sushi populer di seluruh dunia, kecuali di negara asalnya. Mengapa demikian?
Sushi, makanan Jepang terpopuler di dunia.
Tidak hanya di Indonesia, booming makanan Jepang juga terjadi di banyak negara. Terdapat lebih dari 118.000 restoran sushi, teppanyaki, ramen dan shabu-shabu di luar Jepang pada Oktober 2017. Ketika Kementrian Pertanian Jepang pertama menghitung di 2006, hanya ada 24.000 restoran.
Jumlah terakhir itu merupakan peningkatan sekitar 30% dari survei pada Juli 2015. Pertumbuhan jumlah terbanyak terjadi di Tiongkok, dengan jumlah 40.823 restoran diikuti Amerika Serikat (22.890), Korea Selatan (10.200) dan Perancis (3.620).
Survei Japan External Trade Organization (JETRO) pada 2014 di Jakarta, Bangkok, Ho Chi Minh, Dubai, Moskow dan Sao Paulo pun menemukan makanan Jepang sebagai hidangan asing yang paling disukai. Lima ratus orang usia 10-59 di masing-masing kota menjadi responden survei tersebut.
Sejumlah 35,3% responden menyebut sushi dan sashimi sebagai makanan paling disukai. Tempura (9,6%) dan yakitori (8,7%) menjadi makanan kesukaan di posisi kedua dan ketiga. Posisi selanjutnya ditempati makanan Jepang yang tak begitu mahal namun tetap lezat, yaitu ramen (8,6%) dan nasi kare (5,1%).
Khusus untuk Indonesia, ramen menjadi makanan yang disukai beberapa tahun belakangan ini. Menurut survei tersebut, ramen dengan mudah diterima karena mie memiliki akar yang begitu mendalam di tengah masyarakat pengonsumsi mie terbanyak kedua di dunia.
Kesuksesan globalisasi makanan Jepang itu tak bisa dipungkiri karena ada peran pemerintah dalam mempromosikannya. James Farrer dalam buku The Globalization of Asian Cuisines menulis bahwa Jepang adalah contoh kasus sukses terbaik di Asia untuk politik kuliner yang dipimpin negara. Kerja besar promosi kuliner ini dilaksanakan oleh Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) bekerja sama dengan JETRO.
Menurut Farrer, produsen spesialis makanan dan produk olahan Jepang pula sejatinya juga berkontribusi membuat makanan Jepang jadi mendunia. Sushi mungkin sulit mendunia jika tak ada varietas beras Jepang yang diproduksi di California serta jaringan pemasok ikan segar yang canggih di Negeri Paman Sam. Lalu produsen saus kedelai Kikkoman yang sudah go international sejak Perang Dunia II berakhir pun ikut berjasa mempromosikan makanan Jepang.
Sushi California Roll.
Kendati demikian, makanan yang dikenal dan diterima dunia internasional justru California Roll, sushi yang diciptakan di Amerika Utara. Sushi Amerika ini amat berbeda dengan pakem asli negara asalnya.
Bermula di tahun 60-an masyarakat Barat belum terbiasa makan nori. Lapisan rumput laut yang membungkus nasi sushi kerap dibuka karena disangka pembungkus yang tak bisa dimakan. Oleh karena itu lembar rumput laut itu kemudian disembunyikan di dalam gulungan sushi.
Selain rumput laut di dalam, California Roll juga diisi dengan potongan alpukat yang teksturnya mirip tuna, ketimun dan daging kepiting. Kini sushi tanpa bahan ikan mentah yang dibuat sesuai selera Amerika itu ditemukan di mana-mana di seluruh dunia, mulai dari restoran mahal hingga rak-rak makanan segar di supermarket.
Di Indonesia California Roll dan aneka sushi fushion lainnya juga sangat digemari. Di restoran-restoran sushi populer di Jakarta pelanggan lebih sering pesan sushi fushion ini. Sushi fushion itu bukan disantap dengan diolesi wasabi tapi dicelupkan ke dalam soyu yang ditaburi banyak bubuk cabe untuk mendapatkan efek pedas.
Sushi tradisional dengan bahan berupa irisan ikan tuna atau salmon mentah tak begitu disukai. California Roll disukai di luar Jepang karena tak ada bahan ikan mentah.
Populer di seluruh dunia, California Roll tak terkenal di negeri asalnya. Di Negeri Sakura sushi yang enak tentu saja sushi pakem tradisional dengan topping ikan tuna segar.
Bisa dibilang, sushi California Roll ini sangat jarang ditemukan dalam menu restoran-restoran sushi di Jepang. Mungkin restoran yang menyediakan menu ini adalah restoran yang pelanggannya sebagian besar turis asing.***