Alasan Harga Rice Cooker Sangat Mahal
Di Jepang, rice cooker merupakan barang mewah, karena harganya bisa mencapai ¥89.000 atau sekitar Rp11 jutaan. Sementara di Indonesia, dengan uang Rp300.000 sudah terbeli rice cooker buatan Tiongkok.
Kenapa sangat mahal? Karena pada umumnya rice cooker di Jepang memiliki sejumlah fitur canggih. Di antaranya adalah rice cooker dapat memasak nasi sesuai dengan jenis berasnya. Misalnya beras putih, beras merah, atau campur. Sehingga hasilnya juga tidak mengurangi fungsi dari jenis beras tersebut.
Jika memasak nasi kebanyakan air atau terlalu lama, nasi akan terasa berbeda juga. Karena itulah rice cooker di Jepang memiliki pengaturan waktu dan sensor termal untuk mengatur suhu saat beras dimasak. Fitur ini dapat menentukan tingkat kematangan beras sesuai keinginan.
Rice cooker memiliki mikro cip yang berfungsi untuk memberikan hangat secara otomatis sehingga nasi tetap hangat. Kebanyakan rice cooker selalu menimbulkan banyak uap saat nasi matang. Sehingga menimbulkan bau yang kurang enak.
Rice cooker Jepang memiliki fitur tanpa uap. Sehingga nasi terhindar dari bau uap yang kurang enak.
Selain berfungsi untuk menanak nasi, rice cooker di Jepang juga berfungsi untuk memanggang kue atau mengukus kue dan bahan makanan lainnya.
Tersedia juga fitur canggih menggunakan resep yang dapat diunduh di ponsel, kemudian pengguna bisa memasukkan resep favorit tersebut ke dalam penanak nasi tersebut. Nantinya rice cooker akan menentukan cara masak terbaik dari resep tersebut.
Saat memasak nasi, pengguna juga bisa sekaligus mengukus bahan-bahan makanan lainnya di atas keranjang uap.
Umumnya rice cooker di Jepang terbuat dari bahan baja tahan karat. Bagian dalam rice cooker terbuat dar alumunium yang dilapisi anti lengket, sehingga nasi tidak akan lengket saat diambil. Hal ini juga memudahkan rice cooker untuk dibersihkan.
Sementara desainnya juga beragam. Ada yang memiliki desain model layar sentuh atau touch screen pada kaca penutup rice cooker. Sehingga tidak ada tombol untuk on atau off dan tombol untuk memasak.
Berdasarkan sejarahnya, dahulu masyarakat g memasak nasi menggunakan panci dengan kamado. Yaitu sebuah kompor besar yang perapiannya terletak di bawahnya. Kemudian panci berisi beras di letakkan di atas kamado tersebut.
Pada saat itu, memasak nasi adalah tugas berat. Sebab, sesuai aturannya, cara memasaknya adalah diawali dengan api kecil, api sedang kemudian dikecilkan lagi sampai muncul gelembung-gelembung udara dalam panci.
Baru pada 1923, Mitsubishi Electric merilis rice cooker model sederhana. Pada 1930-an, rice cooker tersebut banyak digunakan di kalangan militer Jepang. Namun Mitsubishi mengalami masalah yaitu kualitas nasi yang dihasilkan dari rice cooker itu buruk.
Kemudian, Mitsubishi mengembangkan rice cooker dengan melengkapi wadah alumunium dengan kumparan pemanas di dalamnya. Tapi produk ini tidak memiliki fasilitas on dan off otomatis, sehingga saat memasak harus dipantau terus agar tidak hangus.
Pada 1956, Toshiba Electric Corporation memperbaiki rice cooker tersebut dengan melengkapi tombol off otomatis saat nasi di dalam rice cooker matang. Rice cooker jenis ini lebih aman.
Pengembangan produk rice cooker di Jepang ketika itu menimbulkan persaingan sengit antara Toshiba dengan dengan Matsushita Electri. Di 1956, Matsushita Electric atau yang saat ini dikenal dengan Panasonic merilis rice cookerEC-36.
Penanak nasi tersebut terdiri dari satu panci, menggunakan sedikit logam, dan menghasilkan perangkat yang lebih murah. Matsushita Electric bekerjasama dengan pengusaha Hong Kong pada 1959 untuk menyesuaikan rice cooker dengan selera internasional. Hingga pada akhirnya penanak nasi tersebut menyebar ke Asia dan Timur Tengah.
Namun karena penanak nasi merupakan hal yang penting bagi orang Jepang, terutama untuk menghasilkan kualitas nasi yang enak, rice cooker dibuat sangat canggih dan mahal harganya.
Jangan heran bila nasi di Jepang juga sangat enak rasanya, bahkan bisa dimakan tanpa lauk. Salah satunya karena dimasak dengan menggunakan rice cooker yang canggih dan mahal.***